Title | Bahasa Teks |
n/a | Seorang pengelana yang mengaku dirinya adalah "Galaxy Ranger". Nama aslinya tidak diketahui. Dia mengenakan sebilah pedang panjang, dan dia menelusuri alam semesta seorang diri.
Dingin dan jarang bicara. Pedangnya meluncur cepat seperti petir ungu, namun dia selalu hanya menggunakan sarung pedang dalam pertempuran, pedangnya sendiri tidak pernah benar-benar dikeluarkan. |
n/a | "Bukan orang yang memilih pedang, tapi pedanglah yang memilih orang. ▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇ ... Hari itu, aku melihat 'pedang' yang ditempa oleh tanganku sendiri diserahkan ke tangan gadis itu. Lalu aku pun sadar, dalam perlawanan menghadapi ▇▇▇▇, dia memilih — atau terpilih — untuk menempuh jalan yang ▇▇ akan membawanya menuju hari esok. ▇▇▇▇▇ zaman ini akan menjadi zaman yang indah. Meski Izumo masih menghadapi ancaman, orang-orang akan tetap berpegang pada harapan, tetap yakin bahwa semua ▇▇ akan binasa, dan dunia pun akan kembali mendapatkan kebebasan ... ▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇▇ ...."
— Penggalan manuskrip kuno |
n/a | "Dari tulisan peninggalan pembuat pedang ini, diketahui bahwa Izumo pernah berada di ambang kehancuran. Supaya bisa bertahan hidup, mereka menempa pedang dari ████, dan mereka yang memegang pedang pun dinobatkan sebagai pahlawan penyelamat bangsa.
Sayangnya, dunia ini sudah menghilang dari peta bintang. Kebenaran sejarahnya pun sudah tidak bisa ditelusuri, dan 'Remembrance' juga tidak lagi ada. Ketika para Arkeolog Bersenjata tiba, hanya nyanyian "Enigmata" yang berkumandang di galaksi itu: Hujan yang tak kunjung henti mengalir bak air mata dari ▇▇. Di balik tirai hujan yang samar itu, para penyintas Izumo membelakangi kampung halaman yang ▇▇▇▇▇▇ ...."
— Oppenheimer, sang Penulis |
n/a | "Aku memakai ramuan 'Bangkit-310' yang bisa membuat orang masuk ke fase tidur lelap dan mengalami kembali kenangan masa lalu. Beberapa pasien bisa memulihkan ██████ dengan cara ini, tapi dia berbeda dari yang lainnya. Sebelum dia, belum pernah ada orang yang bisa bangun sendiri dari fase tidur lelap. Aku sudah amati mimpinya ... dan isinya kenangan-kenangan yang jauh dari bahagia: langit yang mendung, kota yang hancur, puing-puing di tanah tandus, dan gerimis yang tak kunjung berhenti.
Hujan turun seolah-olah tidak akan pernah berhenti. Di tengah air pasang yang kian meninggi, orang-orang tenggelam sambil tersenyum. Dan di tengah gelap malam, aku selalu bisa mendengar guruh di kejauhan yang semakin mendekat, hingga akhirnya suatu saat, kilat merobek tirai langit malam. Di bawah langit yang hancur itu, aku melihatnya lagi — Di dunia yang memudar menuju ketiadaan, dia mengayunkan pedangnya dengan lembut, dan membawa pergi seluruh dunia mimpi.
Harus kuakui, dia sudah berjalan lebih jauh daripada kami dalam perjalanan ini. ████ yang tidak dapat dipahami itu menuntunnya menuju ██, namun dia malah berhasil menguasainya dalam ketidakberwujudan. Mungkin dari awal perjalanan, dia sudah siap untuk menghadapi musuh yang sebenarnya ...."
— Catatan seorang apoteker |
n/a | "Aku tinggalkan surat ini di sini. Kalau aku tidak kembali, biarlah surat ini yang menceritakan kisah tentangnya — seorang rekan yang kutemui di ██████. Perjalanan menuju seberang sana sangat berliku-liku, dan berkat dampingannya, aku pun bisa sampai dengan selamat ....
Sebelum kami bertemu, dia sudah pernah pergi ke banyak dunia dan terampil dalam berbagai kemampuan bertahan hidup. Kami memasak dan mendirikan tenda bersama di alam liar. Pada malam-malam yang tidak berbintang itu, dia akan mendengarkan cerita-ceritaku dan membahas apa yang akan kami lakukan keesokan harinya. Sering kali, kami hanya berjalan dalam diam. Salju di tempat ini berwarna merah keunguan, rasanya asam manis seperti rasberi. Meski ████ dia selalu memuji bola salju ████ buatanku ....
Sebelum mengenal dia, aku sudah lama mengarungi sungai ███████████. Dia lalu mengulurkan tangannya kepadaku, dan kami pun mengarungi sungai itu bersama-sama. Sekarang saat untuk berpisah sudah tiba, aku masih belum mencapai tepian, dan aku juga tidak tahu apa yang akan menungguku di depan sana ... tapi aku tidak punya alasan untuk berhenti. Kehidupan adalah perjalanan yang suatu saat pasti akan berakhir. Sebelum waktu itu tiba, aku akan berjalan sampai garis akhir dengan kedua kakiku. Aku percaya dia juga akan melakukan hal yang sama."
— Catatan seorang petualang |
n/a | "Bukan orang yang memilih pedang, tapi pedanglah yang memilih orang. Sama seperti manusia yang tidak bisa memilih takdirnya, melainkan takdirlah yang memilih mereka. ... Hari itu, aku melihat 'pedang' yang ditempa oleh tanganku sendiri diserahkan ke tangan gadis itu. Lalu aku pun sadar, dalam perlawanan menghadapi 'Yaoyorozu no Kami', dia memilih — atau terpilih — untuk menempuh jalan yang kelihatannya akan membawanya menuju hari esok. Aku benar-benar berharap zaman ini akan menjadi zaman yang indah. Meski Izumo masih menghadapi ancaman, orang-orang akan tetap berpegang pada harapan, tetap yakin bahwa semua dewa jahat akan binasa, dan dunia pun akan kembali mendapatkan kebebasan ... Tapi hanya saat cahaya pedang itu sirna, aku baru mengerti kalau jalan ini adalah jalan buntu yang tidak berujung, dan mereka yang berjalan di atasnya ... sudah tidak mungkin kembali lagi ...."
— Penggalan manuskrip kuno |
n/a | "Dari tulisan peninggalan pembuat pedang ini, diketahui bahwa Izumo pernah berada di ambang kehancuran. Supaya bisa bertahan hidup, mereka menempa pedang dari 'relik dewa', dan mereka yang memegang pedang pun dinobatkan sebagai pahlawan penyelamat bangsa. Intelligentsia Guild sangat tertarik dengan 'Yaoyorozu no Kami' yang disebut dalam tulisan itu. Saat ini masih belum jelas Path mana yang berhubungan dengan mereka, tapi dalam catatan-catatan selanjutnya, panggilan orang-orang Izumo terhadap para pemilik pedang itu perlahan berubah dari 'manusia' menjadi 'Oni'.
Sayangnya, dunia ini sudah menghilang dari peta bintang. Kebenaran sejarahnya pun sudah tidak bisa ditelusuri, dan 'Remembrance' juga tidak lagi ada. Ketika para Arkeolog Bersenjata tiba, hanya nyanyian "Enigmata" yang berkumandang di galaksi itu: Hujan yang tak kunjung henti mengalir bak air mata dari matahari hitam. Di balik tirai hujan yang samar itu, para penyintas Izumo membelakangi kampung halaman yang dia selamatkan dan hancurkan dengan tangannya sendiri ... Di depannya, hanya ada bayangan gelap yang tidak terlihat."
— Oppenheimer, sang Penulis |
n/a | "Aku memakai ramuan 'Bangkit-310' yang bisa membuat orang masuk ke fase tidur lelap dan mengalami kembali kenangan masa lalu. Beberapa pasien bisa memulihkan keyakinan hidupnya dengan cara ini, tapi dia berbeda dari yang lainnya. Sebelum dia, belum pernah ada orang yang bisa bangun sendiri dari fase tidur lelap. Aku sudah amati mimpinya ... dan isinya kenangan-kenangan yang jauh dari bahagia: langit yang mendung, kota yang hancur, puing-puing di tanah tandus, dan gerimis yang tak kunjung berhenti.
Hujan turun seolah-olah tidak akan pernah berhenti. Di tengah air pasang yang kian meninggi, orang-orang tenggelam sambil tersenyum. Dan di tengah gelap malam, aku selalu bisa mendengar guruh di kejauhan yang semakin mendekat, hingga akhirnya suatu saat, kilat merobek tirai langit malam. Di bawah langit yang hancur itu, aku melihatnya lagi — Di dunia yang memudar menuju ketiadaan, dia mengayunkan pedangnya dengan lembut, dan membawa pergi seluruh dunia mimpi.
Harus kuakui, dia sudah berjalan lebih jauh daripada kami dalam perjalanan ini. 'Nihility' yang tidak dapat dipahami itu menuntunnya menuju penghancuran diri, namun dia malah berhasil menguasainya dalam ketidakberwujudan. Mungkin dari awal perjalanan, dia sudah siap untuk menghadapi musuh yang sebenarnya ... Aku pernah bertanya padanya, apa arti dari semua ini? Tapi, dia tidak pernah menjawab. Apakah dia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya? Ataukah dia sudah memiliki sebuah jawaban dalam hatinya?"
— Catatan seorang Doctors of Chaos |
n/a | "Aku tinggalkan surat ini di sini. Kalau aku tidak kembali, biarlah surat ini yang menceritakan kisah tentangnya — seorang rekan yang kutemui di Orkron. Perjalanan menuju seberang sana sangat berliku-liku, dan berkat pendampingannya, aku pun bisa sampai dengan selamat. Waktu pertama kali bertemu, aku selalu merasa dia seperti sedang mengemban sebuah misi. Apakah mungkin 'balas dendam'? Aku rasa bukan. Orang yang dipenuhi kebencian cepat atau lambat pasti akan menunjukkannya, tapi dia selalu begitu tenang, hanya sesekali saja terlihat sedikit sedih ....
Sebelum kami bertemu, dia sudah pernah pergi ke banyak dunia dan terampil dalam berbagai kemampuan bertahan hidup. Kami memasak dan mendirikan tenda bersama di alam liar. Pada malam-malam yang tidak berbintang itu, dia akan mendengarkan cerita-ceritaku dan membahas apa yang akan kami lakukan keesokan harinya. Sering kali, kami hanya berjalan dalam diam. Salju di tempat ini berwarna merah keunguan, rasanya asam manis seperti rasberi. Meski indra pengecapnya sudah hampir hilang, tapi dia selalu memuji bola salju Orkron buatanku ....
Sebelum mengenal dia, aku sudah lama mengarungi sungai 'Nihility'. Dia lalu mengulurkan tangannya kepadaku, dan kami pun mengarungi sungai itu bersama-sama. Sekarang saat untuk berpisah sudah tiba, aku masih belum mencapai tepian, dan aku juga tidak tahu apa yang akan menungguku di depan sana ... tapi aku tidak punya alasan untuk berhenti. Kehidupan adalah perjalanan yang suatu saat pasti akan berakhir. Sebelum waktu itu tiba, aku akan berjalan sampai garis akhir dengan kedua kakiku. Aku percaya dia juga akan melakukan hal yang sama."
— Catatan "Frebass" |
n/a | |
n/a | |
n/a | |
1,364 responses to “Acheron”
She’s just like me!
She’s just like me FR!
And now Acheron is about to become even better with Jiaoqiu! The nihility healer we needed AND he debuffs. Months ago I got called crazy and people were acting like I made him up but here he is! Perfect for Acheron. Now the slot for a harmony character opens up for Acheron so she’ll be even more broken with Bronya/Sparkle/Ruan Mei
Imagine E2 Acheron with Bronya, Sparkle, and Jiaoqiu. Holy fucking shit.
tbh jiaoqiu have been rly nerfed but he really helps me a lot with stacking the ult!! I don’t even need second nihility even without e2 so yeah, my Acheron became more broken