Poet’s Dill Wreath

Poet's Dill Wreath
Poet's Dill WreathIstilahPoet’s Dill Wreath
KelangkaanRaritystrRaritystrRaritystrRaritystrRaritystr
StatsRelic, Kepala
SumberCavern of Corrosion: “Garis Depan Perang Berdarah” Castrum Kremnos
“Omni-Synthesizer” – Synthesis Relic
Set Relic
Poet of Mourning Collapse
Poet of Mourning Collapse
Efek Set Relic2: Quantum DMG +10%.
4: Mengurangi 8% SPD pengguna. Sebelum memasuki pertempuran, jika SPD pengguna kurang dari 110/95, CRIT Rate pengguna akan meningkat 20%/32%. Efek ini juga berlaku pada Memosprite pengguna.
Level Maksimal15
CeritaKala musim semi di depan Kuil Senja, penyair yang paling berbakat akan mendapatkan anugerah mahkota bunga dill dari Mnestia.

Daftar Isi
Stats
Gallery
Cerita

Stats

+15
Stats Dasar
Class HP
705.6
Sub-Stats
Class HP
203.22 ~ 228.62 ~ 254.03
Class ATK
101.61 ~ 114.31 ~ 127.01
Class DEF
101.61 ~ 114.31 ~ 127.01
Class HP
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class ATK
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class DEF
25.92% ~ 29.16% ~ 32.4%
Class SPD
12 ~ 13.8 ~ 15.6
Class CRIT Rate
15.55% ~ 17.5% ~ 19.44%
Class CRIT DMG
31.1% ~ 34.99% ~ 38.88%
Class Effect Hit Rate
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class Effect RES
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class Break Effect
31.1% ~ 34.99% ~ 38.88%

Cerita

"Mnestia, kami berdoa padamu. Kalau di dunia ini tidak ada nyanyian, tidak akan ada musim semi yang penuh nyanyian, tidak akan ada bunga yang bermekaran di hutan ...."

Setelah mencuci tangan di sungai, para penyair mengangkat anggur persembahan dengan kedua tangan mereka dan berkumpul di depan kuil. Mereka memperdebatkan siapa yang paling layak mendapatkan anugerah mahkota bunga dill dari Mnestia. Tiga bersaudara Parthia yang terkenal dengan puisi cinta mereka menyanyi terlebih dahulu, lalu diikuti oleh penyair tua Lupes yang terkenal dengan ribuan perumpamaan ajaibnya. Tapi, suara merdu itu tidak mampu menggoyahkan hati sang dewi, gelas anggur di hadapan mereka sama sekali tidak bergerak.

Sampai akhirnya ada seorang penyair yang mengembara mulai memetik harpa tujuh senar yang ada di tangannya dan melantunkan kisah kuno yang tertulis di atas papirus. Badai pasir yang berasal dari ribuan tahun lalu pun berembus. Seperti inilah awal kisah itu: Ketika masih ada banyak kota di dunia ini, ada salah satu kota yang diserang oleh seekor naga jahat.

"Ratapan untuk negeriku ...."
"Monster menguasai istana dan menghasilkan keturunan-keturunan yang jahat."
"Semua salah naga yang masuk ke dalam menara itu."
"Dia menghasut rajaku dan menelan putri raja kami ...."

Sang dewi meminum habis anggur itu, dan penyair yang mengembara menjadi pemilik mahkota bunganya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton