Warrior Goddess’s Cavalry Gauntlets

Warrior Goddess's Cavalry Gauntlets
Warrior Goddess's Cavalry GauntletsIstilahWarrior Goddess’s Cavalry Gauntlets
KelangkaanRaritystrRaritystrRaritystrRaritystrRaritystr
StatsRelic, Tangan
SumberCavern of Corrosion: “Benteng Terbengkalai di Ujung Awan” Mata Fajar Senja
“Omni-Synthesizer” – Synthesis Relic
Set Relic
Warrior Goddess of Sun and Thunder
Warrior Goddess of Sun and Thunder
Efek Set Relic2: SPD +6%.
4: Setelah pengguna dan Memosprite miliknya memberikan pemulihan pada rekan tim selain pengguna dan Memosprite miliknya, pengguna akan memperoleh “Gentle Rain”, yang dapat dipicu hingga 1 kali setiap giliran dan berlangsung selama 2 giliran. Saat pengguna memiliki “Gentle Rain”, SPD pengguna akan meningkat 6%, dan CRIT DMG seluruh rekan tim akan meningkat 15%. Efek ini tidak dapat ditumpuk.
Level Maksimal15
CeritaSepasang pelindung tangan ini telah menemani sang kesatria memenangkan setiap pertempuran. Ia memungkinkan seseorang memegang senjata yang paling mematikan, juga menanggung pengkhianatan yang paling menyayat.

Daftar Isi
Stats
Gallery
Cerita

Stats

+15
Stats Dasar
Class ATK
352.8
Sub-Stats
Class HP
203.22 ~ 228.62 ~ 254.03
Class ATK
101.61 ~ 114.31 ~ 127.01
Class DEF
101.61 ~ 114.31 ~ 127.01
Class HP
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class ATK
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class DEF
25.92% ~ 29.16% ~ 32.4%
Class SPD
12 ~ 13.8 ~ 15.6
Class CRIT Rate
15.55% ~ 17.5% ~ 19.44%
Class CRIT DMG
31.1% ~ 34.99% ~ 38.88%
Class Effect Hit Rate
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class Effect RES
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class Break Effect
31.1% ~ 34.99% ~ 38.88%

Cerita

Batu sisik perak mendesis nyaring di dalam tungku penempaan. Sang penghuni gunung yang sudah berumur memberkati pelindung tangan yang baru ditempa sebelum memberikannya kepada sang dewi perang di sampingnya.

"Yang lembut, mudah terluka. Kesatria, keras dan teguh. Lebih lentur dari mika, semoga tulang-tulangmu demikian."

Dia menerima pelindung tangan yang indah itu, lalu dengan lembut mengusap zirah es bersisik perak ... Dia mulai membayangkan dirinya memegang tombak yang ditempa dari kilatan petir dan tameng bundar yang mekar dari nyala api, lalu berlari menuju medan perang di langit untuk menyelamatkan semua orang — karena kekuatan hanyalah syarat dasar dari penyelamatan. Penghuni gunung itu dengan cermat mengukir semboyan kebenaran pada ruas-ruas jari pelindung itu, lalu mengingatkan sang dewi perang untuk selalu mengingat bagian lembut dari sarung tangan besi itu.

"Hangatkan batu-batu dingin di dasar sungai, dengan telapak tangan yang lembut. Janganlah mengukir gletser menjadi pedang yang tajam."

Namun pada akhirnya, rasa tanggung jawab dan keadilan yang mendekati ekstrem itu hanya membakar berkat sang pengrajin menjadi luka bakar yang tak kunjung sembuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton