Lushaka’s Twinlanes

Lushaka's Twinlanes
Lushaka's TwinlanesIstilahLushaka's Twinlanes
KelangkaanRaritystrRaritystrRaritystrRaritystrRaritystr
JenisRelic,
SumberDivergent Universe: Ekstraksi Planar Ornament
「万能合成机」- 遗器合成
Set Relic
Lushaka, the Sunken Seas
Lushaka, the Sunken Seas
Efek Set Relic2: Meningkatkan 5% Energy Regeneration Rate pengguna. Jika pengguna bukan karakter pertama dalam lineup tim, maka akan meningkatkan 12% ATK karakter pertama dalam lineup tim.
Level Maksimal15
Alur CeritaDi cakrawala yang tak berujung, bahkan jejak yang dangkal pun bisa menghancurkan keheningan ini. Jalur pelayaran membawa sejarah para awak kapal, sementara peri air mengikuti aliran air untuk mengejar harapan.

Daftar Isi
Stats
Gallery
Alur Cerita

Stats

+15
Stats Dasar
Class Break Effect
64.8%
Class Energy Regeneration Rate
19.44%
Class HP
43.2%
Class ATK
43.2%
Class DEF
54%
Sub-Stats
Class HP
203.22 ~ 228.62 ~ 254.03
Class ATK
101.61 ~ 114.31 ~ 127.01
Class DEF
101.61 ~ 114.31 ~ 127.01
Class HP
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class ATK
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class DEF
25.92% ~ 29.16% ~ 32.4%
Class SPD
12 ~ 13.8 ~ 15.6
Class CRIT Rate
15.55% ~ 17.5% ~ 19.44%
Class CRIT DMG
31.1% ~ 34.99% ~ 38.88%
Class Effect Hit Rate
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class Effect RES
20.74% ~ 23.33% ~ 25.92%
Class Break Effect
31.1% ~ 34.99% ~ 38.88%

Alur Cerita

Bagi peri air, dunia di atas permukaan air awalnya asing dan berbahaya, namun kini itu hanyalah kesan di masa lalu. Bagaimanapun juga, segala yang tadinya berada di atas permukaan air juga telah lama tenggelam di tengah lautan biru ini.

Spesies darat Lushaka memiliki hubungan yang akrab sekaligus asing dengan para peri air. Ketika mengadakan penelitian bawah air, mereka menganggap pertemuan dengan peri air adalah sebuah keberuntungan, dan menggambarkan peri air sebagai makhluk yang indah dan misterius. Peri air memiliki membran sayap biru tua dan mata hitam yang bersinar, dan pita suara mereka bisa menghasilkan suara semerdu sangkakala surgawi. Menurut cerita yang disampaikan mulut ke mulut di antara para penyidik bawah air, makhluk-makhluk itu sering menemani naga laut dan menetap di kota perak di kedalaman laut — Berada di antara kenyataan dan legenda, para peri air adalah perwujudan ketenangan dan kelincahan.

Namun di masa lalu yang sudah ditelan lautan, kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan mereka adalah — "Kaum Eda, binatang buas dari laut dalam."

Dahulu kala, kaum Eda dan spesies darat bersaing sengit untuk bertahan hidup. Tidak ada yang bisa mengabaikan merah lautan darah itu. Awalnya, anak-anak Eda dianggap sebagai ikan buruan. Kemudian, spesies darat terpikat oleh nyanyian Eda dan tenggelam di tengah lautan. Keduanya pernah menjadi pemburu dan buruan di perairan luas, lalu terjadilah tubrukan antara pedang tajam dan jangkar kapal, dan kemudian pertemuan antara monster laut dengan meriam kapal. Peperangan darat dan laut pun berlangsung lama, menghancurkan batu karang di bawah panas yang membara. Setelah sekian lama, para sarjana federasi kapal baru menyadari bahwa Kanker dari Seluruh Dunia telah lama menjanjikan masa depan Lushaka — Hanya saja, harapan-harapan tersebut berasal dari seorang peri air yang sudah kehilangan kampung halamannya, yang mengutuk para penjahat di dalam mimpi buruknya dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Masa lalu itu terkubur di dalam terumbu karang dasar laut yang dibangun dari baja dan semen, lenyap bagaikan asap tanpa sepengetahuan siapa pun.

Sejak saat itu, kota dan daratan tenggelam ditelan lautan, pertikaian dan pertumpahan darah tenggelam ditelan lautan, sejarah dan peradaban juga tenggelam ditelan lautan. Untuk menghindari tekanan laut dalam, para peri air terus bermigrasi ke perairan yang lebih dangkal dan terpaksa tinggal di dalam kota yang dulunya dihuni spesies darat, tinggal bersama kenangan yang berisi senyuman dan air mata ... Mereka tahu, hanya sedikit suara yang tersisa di permukaan laut. Sekarang lautan sudah menjadi milik mereka bersama, tapi keheningan itu terasa begitu berlebihan.

Ketika melihat sayap-sayap tipis berwarna air di tengah rute pelayaran mereka, para penyanyi federasi kapal mulai melantunkan balada laut yang indah ....

"Mereka berlayar di jalur pelayaran, mengejar mercusuar dan badai, demi menemukan kembali biru murni itu."

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TopButton